Persela Lamongan Terima Keputusan Komite Banding PSSI dengan Lapang Dada

Manajemen Persela Lamongan menyatakan kesediaannya untuk menerima keputusan Komite Banding PSSI yang menolak permohonan keringanan hukuman terkait kericuhan saat melawan Persijap Jepara di Stadion Tuban Sport Center (TSC), Jawa Timur, pada Selasa (18/2). Keputusan ini dianggap sebagai bagian dari proses pembelajaran bagi klub untuk membangun sepak bola yang lebih baik ke depannya. Manajer Persela, Fariz Julinar Maurisal, menegaskan bahwa klub siap menerima keputusan tersebut dan akan mengambil langkah-langkah perbaikan.
“Keputusan ini menjadi pembelajaran bagi kami semua. Saya tahu semua pihak mencintai Persela, termasuk saya. Namun, apapun keputusan dari PSSI harus kami terima dengan lapang dada,” ujar Fariz saat dikonfirmasi di Lamongan, Jawa Timur, pada Minggu. Ia juga menyadari bahwa keputusan ini merupakan bagian dari upaya PSSI untuk melakukan transformasi dan perbaikan dalam sepak bola Indonesia. “Kami memahami bahwa keputusan federasi ini bertujuan untuk kemajuan sepak bola di tanah air,” tambahnya.
Kericuhan yang terjadi saat pertandingan melawan Persijap Jepara menjadi sorotan utama. Insiden tersebut melibatkan suporter dan menimbulkan kekacauan di dalam dan sekitar stadion. Akibatnya, Komite Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan sanksi kepada Persela, termasuk denda dan kemungkinan larangan bermain di kandang sendiri untuk beberapa pertandingan. Meski telah mengajukan banding, keputusan akhir Komite Banding PSSI tetap menolak permohonan keringanan hukuman.
Fariz menegaskan bahwa manajemen Persela saat ini sedang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap insiden tersebut. “Kami sedang mengevaluasi dan merencanakan langkah-langkah ke depan untuk memastikan perbaikan dalam pengelolaan pertandingan, termasuk mengelola suporter dengan lebih baik,” ujar situs slot. Hal ini menunjukkan komitmen Persela untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.
Selain itu, Fariz juga menyampaikan bahwa klub akan bekerja sama dengan semua pihak, termasuk suporter, untuk menciptakan atmosfer pertandingan yang lebih kondusif.
“Kami ingin memastikan bahwa pertandingan sepak bola bisa dinikmati oleh semua pihak tanpa adanya kekerasan atau kericuhan,” katanya. Langkah ini diharapkan bisa memulihkan citra Persela dan membangun hubungan yang lebih harmonis antara klub dan suporter.
Keputusan Komite Banding PSSI ini menjadi pengingat bagi klub-klub Indonesia agar lebih memperhatikan keamanan serta pengelolaan pertandingan.
Insiden kericuhan seperti yang terjadi di Stadion TSC merugikan klub serta merusak citra sepak bola Indonesia keseluruhan. Oleh karena itu, langkah-langkah preventif dan edukatif diperlukan agar sepak bola menjadi hiburan yang aman serta menyenangkan. Bagi Persela, keputusan ini adalah momentum introspeksi untuk memperbaiki diri serta meningkatkan kualitas klub ke depannya.
Meski harus menerima hukuman, klub tetap berkomitmen terus berbenah serta berkontribusi bagi perkembangan sepak bola nasional. Dukungan dari para suporter diharapkan terus mengalir meskipun klub tengah menghadapi situasi sulit dalam perjalanan kompetitifnya.
Dengan semangat untuk terus belajar dan memperbaiki diri, Persela Lamongan berharap bisa bangkit dari insiden ini dan menunjukkan performa yang lebih baik di masa mendatang.